MAKALAH LANJUTAN KONSEP DASAR PERKEMBANGAN INDIVIDU PSIKOLOGI UMUM

 

MAKALAH LANJUTAN KONSEP DASAR PERKEMBANGAN INDIVIDU

PSIKOLOGI UMUM

Diajukan sebagai salah satu Syarat Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah Psikologi Umum yang lagsung di bimbing oleh: Yayah Heryawati, S.Ag.,M.Pd.,C.GP.,CT.GP



KELAS A.I

Kelompok o4

Fithri Fauziyah (2020018)

Hermawati  (20230025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

STAI AL-MUSADDADIYAH GARUT

2020 M/1442 H

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah yang telah menciptakan alam beserta isinya, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta telah menjadikan manusia makhluk yang sempurna dan mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya.

Solawat dan salam senantiasa tercurah limpahkan kepada junjunan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, yaitu Bapak akhlak sedunia dimana beliau telah merevolusikan jaman jahilliyah ke jaman yang diridhoi oleh Allah. Semoga sampai kepada kita selaku umatnya yang paling akhir. Aamiin.

Dengan kasih sayang dan rahmat dari Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Lanjutan Konsep Dasar Perkembangan Individu” walaupun penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan. Sekian dan terimakasih.

Garut, 12 Desember 2020

Tim penyaji,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4

1. LATAR BELAKANG................................................................................ 4

2. RUMUSAN MASALAH........................................................................... 4

3. TUJUAN PENULISAN............................................................................. 5

4. METODE PENULISAN............................................................................ 5

5. SISTEMATIKA PENULISAN.................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 6

1. Perkembangan Hasil dari Pertumbuhan, Kematangan dan Belajar............. 6

2. Pase Perkembangan Secara Umum.............................................................. 9

3. Asek Perkembangan Terdiri dari Perkembangan........................................ 14

BAB III PENUTUP....................................................................................... 20

KESIMPULAN............................................................................................. 20

KRITIK DAN SARAN................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 21

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.        LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk hidup yang selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Di mana perubahan tersebut dimulai dari dalam kandungan, lahir, menjadi dewasa dan tua. Kemudian terjadi perubahan dalam aspek-aspek fisik, mnotorik, pikiran, emosi, dan sosial. Pola-pola perubahan berubahan bersifat meningkat, kemudian menurun.

Setiap individu akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan dpat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinyu dari mulai masa konsepsi sampai meninggal.

Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti dalam kehidupan individu.

Berkenaan dengan proses perkembangan ini, ada beberapa hal yang perlu dipahami, diantaranya sejak kapan dimulai dan berakhirnya, bagaimana ke0cenderungan arah perkembangannya, dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya. Selain itu, kematangan dan belajar juga memainkan peran penting dalam perkembangan. Hal-hal tersebut sangat urgen untuk diketahui, terutama bagi pendidik di sekolah maupun di rumah.

Pemahaman seorang pendidik akan setiap tahapan proses perkembangan suatu individu dapat menentukan keberhasilan individu tersebut dalam rangka pen0capaiannya menjadi manusia yang ideal. Atasmembahas mengenai proses per dasar itulah, makalah ini akan membahas mengenai proses perkembangan indivudu.

 

B. RUMUSAN MASALAH

Agar pembahasan ini lebih terarah, penulis membahas makalah ini dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1.      Apa yang yang dimaksud dengan perkembangan merupakan hasil dari pertumbuhan, kematangan, dan belajar?

2.      Pase perkembangan secara umum adalah?

3.      Apa saja yang terdapat pada asek perkembangan yang terdiri dari perkembangan?

 

C.     TUJUAN PENULISAN

Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:

1.  Dapat memahami apa yang dimaksud perkembangan merupakan hasil dari pertumbuhan, kematangan, dan belajar.

2.   Pembagian Pase perkembangan secara umum

3.   Dapat mengetahui apa saja yang menjadi aspek perkembangan terdiri dari perkembangan

 

D.    METODE PENULISAN

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiono, 2005: 21). Dengan cara studi pustaka, yaitu kegiatan mengamati berbagai literatur yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah atau tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku pengantar Metodologi Research Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian studi pustaka adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di lapangan.

 

E.     SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mempermudah pembahasan ini, dan untuk memperoleh susunan yang sistematis, maka penulis membagi pembahasan ini ke dalam beberapa bagian, diantaranya:

BAB I: PENDAHULUAN

Meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: PEMBAHASAN

Meliputi: Perkembangan hasil dari pertumbuhan, kematangan dan belajar, Pase perkembangan secara umum, Asek perkembangan terdiri dari perkembangan.

 BAB III: PENUTUP

Meliputi: Kesimpulan dan Kritik Saran.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar

Berbicara mengenai perkembangan mungkin tidak akan pernah ada habisnya, karena setiap yang hidup pasti mengalami perkembangan. Perkembangan sebagai rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Perkembangan selalu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.

Dari beberapa tahap-tahap perkembangan akan menghasilkan suatu “kematangan” baik itu kematangan jasmani maupun kematangan mental. Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, yang merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya, serta turut mengatur tingkah laku individu. Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan. Misalnya: Balita bisa berjalan apabila pertumbuhan fisiknya telah siap dan perkembangan mentalnya juga telah siap. Maka akan terjadi kematangan untuk berjalan.

Sedangkan “Belajar” menurut Elizabeth B. Horluck yaitu: “Learning is development that comes from exercise and effot; through learning children acquire competence in using their hereditary resources”. Jadi belajar ialah perubahan yang terjadi melalui latihan atau usaha dengan belajar itulah anak memiliki berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau dengan kata lain, semua aspek perkembangan yang diperoleh si anak itu terjadi karena belajar, tanpa belajar anak tidak mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apa-apa.

Adapun kaitanya dengan proses perkembangan mental psikologis kematangan untuk fisik berfungsi sebagai perquisite atau keuntungan untuk perkembangan, misalnya perkembangan bicara/ bahasa tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya/ didukung oleh pematangan alat bicara. Jadi dalam kaitanya dengan belajar, pematangan itu berfungsi sebagai pemberi atau bahan dasar untuk belajar. Dan posisi belajar dalam proses perkembangan itu sangat menentukan. Dalam hal ini belajar akan berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadibnya perkembangan. Tanpa melalui belajar mental psikologis anak tidak mungkin akan dapat dikembangakan. Atau dengan kata lain tanpa belajar maka manusia tidak akan dapat bertingkah laku seperti manusia. Dan perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsur kematangan dan belajar.

Dalam beberapa toeri-teori yang mempengaruhi perkembangan juga dijelaskan,dalam Teori Konvergensi yang dikemukakan oleh Stern, perkembangan seseorang merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Teori Naturalisme perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh faktor alam, bakat pembawaan, keturunan, termasuk didalamnya kematangan seseorang. Sementara itu, Teori Empirisme berpendapat bahwa perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh faktor lingkungan tempat anak itu berada dan tumbuh – kembang, termasuk didalamnya lingkungan keluarga, sekolah, dan belajar anak. Contoh: perkembangan bakat atau kemampuan seorang anak yang berbakat di bidang musik tidak akan optimal apabila tidak mendapat kesempatan belajar musik. Jadi, potensi anak yang sudah ada atau dibawa sejak lahir akan berkembang optimal apabila lingkungan mendukungnya. Dukungan itu diantaranya dengan penyediaan sarana prasarana serta kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi dirinya.

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu sangat penting dalam proses perkembangan. Tanpa adanya unsur kematangan tersebut perkembangan sulit untuk di wujudkan. Dan adanya kematangan juga diperoleh dari belajar, karena dengan belajar seseorang akan lebih matang dalam bidang yang digelutinya. Kematangan dan belajar merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi satu sama lainnya dalam proses perkembangan manusia. Seperti salah satu isi dari prinsip-prinsip perkembangan, yang menyatakan bahwa perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

Perkembangan menganut prinsip prinsip sebagai berikut:

a.       Perkembangan berlaku sepanjang hayat.

Perkembangan Sepanjang Hayat Perkembangan merupakan proses perubahan seumur hidup dalam kemampuan untuk beradaptasi terhadap berbagai situasi yang dipilih atau yang dihadapi seseorang

b.      Ada perbedaan irama dan tempo perkembangan

Hukum Tempo Perkembangan. Bahwa perkembangan jiwa tiap-tiap anak itu berlainan, menurut temponya masing-masing perkembangan anak yang ada. Ada yang cepat (tempo singkat) adapula yang lambat. Suatu saat ditemukan seorang anak yang cepat sekali menguasai ketrampilan berjalan, berbicara,tetapi pada saat yang lain ditemukan seorang anak yang berjalan dan berbicaranya lambat dikuasai. Mereka memiliki tempo sendiri-sendiri.

 

Hukum Irama Perkembangan.

Hukum ini mengungkapkan bukan lagi cepat atau lambatnya perkembangan anak, akan tetapi tentang irama atau rythme perkembangan. Jadi perkembangan anak tersebut mengalami gelombang “pasang surut”. Mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak tersebut mengalami juga kemunduran dalam suatu bidang tertentu.

 

Misalnya , akan mudah sekali diperhatikan jika mengamati perkembangan pada anak-anak menjelang remaja. Ada anak yang menampakkan kegoncangan yang hebat, tetapi adapula anak yang melewati masa tersebut dengan tenang tanpa menunjukkan gejala-gejala yang serius.

c.       Dalam batas tertetu perkembangan dapat di percepat

d.      Perkembangan dipengaruhi oleh faktor bawaan ligkungan dan kematangan

e.       Untuk aspek tertentu perkembangan wanita lebih cepat dari pada laki laki

            Sering kali kita mendengar kalau perempuan lebih cepat dewasa dari laki-laki. Hal ini didasarkan dari cara berpikir, bersikap dan berbicara. Sementara, di sisi lain, laki-laki dibilang masih memiliki sifat selayaknya anak kecil, padahal usianya sudah tergolong dewasa.

Tentu saja gak semua orang setuju dengan anggapan tersebut. Namun, di balik pro kontra itu, beberapa fakta ilmiah menunjukkan bahwa perempuan memang lebih cepat dewasa dari laki-laki.

1)      Otak perempuan lebih cepat dewasa dibanding laki-laki

2)      Perempuan pubertas lebih cepat dari laki-laki

3)      Struktur otak perempuan berbeda dengan laki-laki

4)      Cara berpikir laki-laki lebih analitis, sementara perempuan lebih emosional dan memahami lawan bicara

5)      Perbedaan konsep kedewasaan bagi perempuan dan laki-laki

6)      Jumlah jaringan otak laki-laki dan perempuan sama

7)      Selain itu, perempuan juga mandiri secara finansial lebih cepat dari laki-laki.

 

f.       Individu yang normal mengalami semua pase perkembangan

 

B. Pase Perkembangan pada Manusia

Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagian manusia, berkembang melalui tahap-tahap yang umum. Misalnya mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, tenggelam pada permainan fantasi pada masa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja. Sebagaimana pengertian di atas dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses, yaitu proses biologis, proses kognitif, dan proses sosial. Proses-proses biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu.

Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan hormon pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam perkembangan.

Proses kognitif meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan, dan bahasa. Mengamati gerakan mainan bayi yang digantung, menghubungkan dua kata menjadi kalimat, menghafal puisi dan memecahkan soal-soal matematik, mencerminkan peranan prosesproses kognitif dalam perkembangan anak.

Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan perubahan-perubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi sebagai respon terhadap sentuhan ibunya, sikap agresif anak laki-laki terhadap teman mainnya, kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses sosial dalam perkembangan anak.

Hendaknya selalu diingat bahwa antara ketiga proses, yaitu biologis, kognitif, dan sosial terdapat jalinan yang erat. Anda akan mengetahui bagaimana proses sosial membentuk prosesproses kognitif. Akan sangat membantu dan memudahkan untuk mempelajari berbagai proses yang mempengaruhi perkembangan anak dengan tetap mengingat bahwa Anda sedang mempelajari perkembangan anak yang terintegrasi sebagai manusia seutuhnya dan memiliki kesatuan jiwa dan raga. Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial. Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya.

Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir, dan fase remaja. Perkiraan waktu ditentukan pada setiap fase untuk memperoleh gambaran waktu suatu fase itu dimulai dan berakhir.

1. Fase pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan bulan.

2. Fase bayi adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa yang sangat bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi. Di samping itu bayi dilatih pula untuk mengetahui waktu dan tempat untuk buang air besar dan buang air kecil dengan istilah “toilet training”. Adapun caranya ialah dengan melatih mereka untuk buang air kecil sebelum tidur dan buang air kecil pula segera setelah bangun. Hal ini akan menghindari anak “mengompol”.

3. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut Proses Kognitif Proses Biologis Proses Sosial Selama fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilanketerampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Pada fase ini kanak-kanak berusaha pula berlatih untuk terampil berbicara, sehingga akan didapati mereka melakukan monolog atau berbicara sendiri yang seolah-olah sedang berbicara dengan orang lain. Memasuki kelas satu sekolah dasar menandai berakhirnya fase ini.

  Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kirakira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.

Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak awal:

1) belajar berjalan;

 2) belajar makan makanan padat;

3) belajar mengendalikan gerakan badan;

4) mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya;

5) memperoleh stabilitas fisiologis;

6) membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik

7) belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak, adik, dan orang lain;

 8) belajar membedakan yang benar dan salah.

 

Tugas perkembangan masa kanak-kanak akhir:

 1) mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu;

2) membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh;

3) belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya;

 4) mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin;

 5) membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung;

 6) mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

7) membentuk kata hati, moralitas, dan nilai-nilai;

8) memperoleh kebebasan diri;

9) mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga sosial.

 

4. Fase remaja  adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan, berkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu, dan perubahan suara. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identitas diri. Pemikirannya lebih logis, abstrak, dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar keluarga. Awal masa remaja pada anak laki-laki dimulai dengan “mimpi” yang dalam kehidupan nyata ditandai dengan ngompol. Pada saat ini para ahli perkembangan tidak lagi berpendapat bahwa perubahanperubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat.

Tugas perkembangan masa remaja:

1) memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari kedua jenis kelamin;

2) memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu;

3) menerima fisik diri dan menggunakan badan secara efektif;

4) memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantungan diri dari orang tua dan orang dewasa lainnya;

5) melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan;

6) memperoleh kebebasan ekonomi;

7) persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga;

8) mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik;

 9) memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial;

 10) memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku

5. Fase dewasa, dibagi menjadi dewasa awal (18-40tahun), dewasa madya (40-60 tahun), dan dewasa akhir (60-meninggal). Masa ini tergolong paling Panjang dibandingkan fase-fase sebelumnya, karena telah tercapai kematangan dalam berbagai aspek. Para ahli menyebutkan bahwa fokus kehidupan orang-orang di masa dewasa adalah keluarga, pekerjaan, dan spiritual. Masa dewasa yang sukses memiliki korelasi pada kesuksesan di usia lanjut atau yang disebut successful aging.

Tugas perkembangan masa dewasa awal:

1) memilih pasangan hidup;

2) belajar hidup dengan suami atau istri;

3) memulai kehidupan berkeluarga;

4) membimbing dan merawat anak;

5) mengolah rumah tangga;

6) memulai suatu jabatan;

7) menerima tanggung jawab sebagai warga negara;

8) menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik.

 

6.      Fase Masa Tua (Lanjut Usia)

Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat (Hurlock, 1980).

Sementara itu Santrock dalam bukunya Life Span Development membangi masa Tua menjadi tiga tahapan yaitu masa tua awal, masa tua menengah dan masa tua akhir. Menurut batasan usia kronologis, tua awal terletak antara usia 65 hingga 74 tahun, tua menengah adalah 75 tahun ke atas, sementara tua akhir adalah 85 tahun ke atas.

Masa dewasa akhir paling tepat dipandang sebagai perpanjangan, bukan terpisah, dari periode sebelumnya.Selama konteks sosial dan budaya memberikan para lansia dukungan, penghargaan, dan arah hidup, tahun-tahun ini bisa menjadi masa bagi keberlanjutan potensi (Berk, 2010).

Ciri-ciri Masa Lanjut Usia menurut Hurlock adalah:

v  Usia Lanjut Merupakan Periode Kemunduran

v  Adanya Perbedaan Individual Pada Evek Menua

v  Usia Tua Dinilai dengan Kriteria yang Berbeda

v  Berbagai Stereotipe Orang Lanjut Usia

v  Sikap Sosial Terhadap Usia Lanjut

v  Orang Usia Lanjut Mempunyai Status Kelompok-Minoritas

v  Menua Membutuhkan Perubaha Peran

v  Penyesuaian yang Buruk Merupakan Ciri-ciri Usia Lanjut

v  Keinginan Menjadi Muda Kembali Sangat Kuat pada Usia Lanjut

 

C.     Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Perkembangan Anak Usia Dini Di Indonesia, anak usia dini ditujukan kepada anak usia 0-6 tahun. Perkembangan anak usia dini lebih cepat bahkan lebih dari usia sesudahnya. Hal ini berkaitan dengan optimalisasi fungsi sel-sel saraf otak (neuron). Menurut ahli neurosains, setiap manusia memiliki lebih dari 100 milyar sel neuron pada setiap belahan kanan maupun kiri. Belahan kanan bersifat holistic, fantasi, acak, intuisi, emosi, mengenali gambar, dan seni. Sementara belahan kiri bersifat logis, berurutan, detail, rinci, berhubungan dengan huruf dan angka. Kedua belahan ini diupayakan untuk berkembang secara optimal agar anak dapat menjadi manusia yang seutuhnya. Agar kedua belahan ini dapat berkembang secara optimal, orang tua harus memberikan rangsangan (stimulasi) dan memfasilitasi semua aspek perkembangan anak. Aspek perkembangan anak usia dini menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2013 adalah :

(1) Nilai agama dan moral,

(2) Fisik-Motorik,

(3) Kognitif,

(4) Bahasa,

(5) Sosial-Emosional, dan

(6) Seni.

Keenam aspek ini harus berkembang secara optimal agar anak bisa melangkah ke perkembangan selanjutnya (SD) tanpa kekurangan suatu apapun. Tugas orang tua adalah mengetahui apa saja yang harus dicapai anak berdasarkan usianya, memberi stimulasi dan memfasilitasi semua kebutuhan anak agar anak melangkah ke aspek perkembangan selanjutnya. Misal, pada usia 12-18 bulan dalam aspek bahasa anak harus dapat menunjuk bagian tubuh yang ditanyakan. Orang tua harus mengetahui hal tersebut dan terus menstimulasi anak sejak usia 12 bulan. Jika sampai usia 18 bulan anak masih belum bisa mencapai target perkembanngan, maka anak masih belum matang untuk melanjutkan tugas perkembangan usia 18-24 bulan. Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki daya tangkap yang berbeda. Namun, jika anak sedikit terlambat perkembangannya, orang tua tidak perlu khawatir. Sebaiknya orang tua harus meningkatkan intesitas stimulasi yang diberikan pada anak.

Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.

Beberapa Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini :

1.      Aspek Perkembangan Kognitif Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah: (1) Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja; (2) Tahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun. Masa ini kemampuan menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih terbatas; (3) Tahap konkret operasional, 7 – 11 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi; (4) Tahap formal operasional, usia 11 – 15 tahun. Pada masa ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak.

 

2.      Aspek Perkembangan Fisik Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru.terjadi perkembangan motorik halus.

Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.

Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225)

 

3.      Aspek Perkembangan Bahasa Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672. 2 tahun lebih tua anak-anak dapat mengunakan kira-kira 134 kata-kata pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18 untuk 286. Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak memahami kalimat. Dengan membaca anak juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.

 

4.      Aspek Perkembangan Sosio-Emosional Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan. Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak: (1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya.

Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu; (3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.

Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah; (4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas.

Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.

5.      Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti yang diungkapkan oleh Lawrence Kohlberg. Tahapan tersebut dibuat saat ia belajar psikologi di University of Chicago berdasarkan teori yang ia buat setelah terinspirasi hasil kerja Jean Piaget dan kekagumannya akan reaksi anak-anak terhadap dilema moral. Ia menulis disertasi doktornya pada tahun 1958 yang menjadi awal dari apa yang sekarang disebut tahapan-tahapan perkembangan moral dari Kohlberg.

6.      Tahapan perkembangan penghayatan agama Pengertian Dalam kamus besar bahasa Indonesia penghayatan adalah penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui pembinaan, bimbingan, penyuluhan, penataran, dan sebagainya. Penghayatan agama merupakan suatu proses penanaman sikap ke dalam diri pribadi seseorang melalui pembinaan, bimbingan dan sebagainya agar ego menguasai secara mendalam suatu nilai sehingga dapat tercermin dalam sikap dan tingkah laku sesuai dengan standart yang diharapkan.

Dalam pengertian psikologis, penghayatan mempunyai arti penyatuan sikap atau penggabungan, standart tingkah laku, pendapat, dalam kepribadian. Freud menyakini bahwa super ego atau aspek moral kepribadian berasal dari internalisasi sikap-sikap orang tua.

Dalam pengertian lain yang merujuk pada agama islam menurut Djamaludin Ancok Penghayatan agama adalah bagian dari keberagamaan yang berkaitan dengan perasaan keagamaan seseorang. Psikologi agama menyebutnya sebagai pengalaman keagamaan (religious experience) yaitu unsur perasaan dalam kesadaran agama yang membawa pada suatu keyakinan yang dihasilkan oleh sebuah tindakan (amaliyah). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka penghayatan agama adalah penanaman nilai-nilai islam melalui berbagai pendekatan ke dalam diri pribadi peserta didik sehingga unsur perasaan dalam kesadaran agama mampu teresapi dan membentuk kepribadian yang mencerminkan nilai-nilai islam yang berupa sikap dan tingkah laku. Menurut Muhaimin dalam proses penghayatan agama yang dikaitkan dengan pembinaan peserta didik ada 3 tahapan yang terjadi yaitu:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

 PENUTUP

A.    Kesimpulan

1)      Perkembangan merupakan hasil dari pertumbhan, kematangan, dan belajar. Perkembangan menganut prinsip prinsip sebagai berikut:1. Perkembangan berlaku sepanjang hayat , 2. Ada perbedaan irama dan tempo perkembangan, 3. Dalam batas tertetu perkembangan dapat di percepat, 4.Perkembangan dipengaruhi oelh faktor bawaan ligkungan dan kematangan, 5. Untuk aspek tertentu perkembangan wanita lebih cepat dari pada laki laki, 6. Individu yang normal mengalami semua pase perkembangan.

 

2)      Pase perkembangan secara umum adalah Masa pre natal, Masa bayi, Masa anak, Masa remaja, Masa dewasa dan Masa tua.

 

3)      Asek perkembangan terdiri dari perkembangan, Kognitif, Bahasa, Moral, Sosial

 

Dan Emosi, Fisik, Dan penghayatan keagamaan.

 

B.     Saran

Makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca sekalian demi tercapainya kesempurnaan dari makalah kami ini kedepannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Sumber:

<Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Loc cit.

<Heni Puspita sari, Op cit, hal.231 13James Caplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), hal. 256

<Ancok D dan Suroso F N, Psikologi Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), hal. 45

<Zakiah Daradjat, 1996, Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang

<Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam: upaya untuk mengefektifkan pendidikan agama Islam di sekolah (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 301

<Crain, William C. (1985). Theories of Development (edisi ke-2Rev Ed). Prentice-Hall. ISBN 0-13-913617-7.

<a b c d Kohlberg, Lawrence (1958). "The Development of Modes of Thinking and Choices in Years 10 to 16". Ph. D. dissertation, University of Chicago

<https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/87965/mod_resource/content/1/Fase%20dan%20Tugas%20Perkembangan.pdf

<belajarpsikologi.com

<https://alazhar-sbp.sch.id/aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-dini/

 

<Brinly.co.id

<Desmita, 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya

 

<Muhibbinsyah, 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

 

<Santrock, J. W. 2012. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketigabelas Jilid I, Jakarta: Erlangga

<https://sasyaa95.wordpress.com/2017/02/22/bab-5-psikologi-perkembangan-masa-lanjut-usia/#:~:text=Usia%20tua%20adalah%20periode%20penutup,manfaat%20(Hurlock%2C%201980).

 

Komentar